Workshop Manajemen Risiko dan Penilaian Maturitas BLU Digelar di BPKP Sumatera Utara

Medan, 30 September 2025 – Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan Workshop Manajemen Risiko dan Penilaian Maturitas Manajemen Risiko bagi Badan Layanan Umum (BLU) pada Selasa (30/9) di Aula Kantor BPKP Sumatera Utara.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk Rektor UIN Sumatera Utara yang menegaskan pentingnya workshop dalam mendukung tata kelola universitas. Menurutnya, penerapan manajemen risiko bukan hanya kewajiban administratif, tetapi merupakan kebutuhan mendasar bagi institusi pendidikan yang semakin kompleks tantangannya. “Kami mendukung penuh langkah BPKP dalam membimbing BLU, termasuk UIN Sumatera Utara, agar memiliki manajemen risiko yang matang dan dapat meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Dengan pengelolaan risiko yang baik, universitas akan lebih siap menghadapi tantangan perubahan dan mampu menjaga keberlanjutan program,” ujarnya.

Senada dengan hal itu, Kepala Satuan Pengawas Internal (SPI) UIN Sumatera Utara menekankan bahwa pihaknya siap menindaklanjuti hasil workshop dengan langkah konkret di lingkungan kampus. “Workshop ini memberikan wawasan yang sangat berharga bagi kami. SPI UIN Sumatera Utara akan memastikan proses manajemen risiko di lingkungan kampus dapat berjalan sesuai standar yang ditetapkan, sehingga risiko dapat diantisipasi sejak dini dan tidak menghambat pencapaian tujuan strategis universitas,” jelasnya.

Workshop diikuti oleh tujuh peserta dari unsur Satuan Pengawas Internal (SPI), Organisasi dan Tata Laksana (Ortala), serta bendahara. Selain itu, delapan institusi BLU di wilayah Sumatera Utara turut berpartisipasi dalam agenda penilaian maturitas yang menjadi bagian penting dari acara. Kehadiran beragam perwakilan ini menunjukkan keseriusan BLU dalam membangun sistem tata kelola yang lebih kuat dan akuntabel.

Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi oleh Koordinator Pengawasan Akuntan Negara 1, Muzakkir. Dalam penyampaiannya, ia menegaskan bahwa manajemen risiko merupakan instrumen vital dalam mengelola organisasi modern. “Dalam menata sebuah organisasi dibutuhkan pengelolaan risiko agar organisasi dapat berjalan lebih terstruktur dan berkelanjutan. Tanpa sistem manajemen risiko, sebuah organisasi rentan menghadapi ketidakpastian yang dapat menghambat kinerja,” ujarnya di hadapan peserta.

Setelah sesi materi, para peserta diminta untuk melakukan penilaian mandiri terhadap tingkat maturitas manajemen risiko di masing-masing institusi. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan oleh BPKP Sumatera Utara. Dari penilaian tersebut, peserta diharapkan dapat memahami posisi institusi mereka dalam penerapan manajemen risiko, sekaligus mengetahui area mana yang masih perlu diperbaiki.

Suasana diskusi berlangsung interaktif, peserta saling berbagi pengalaman mengenai tantangan yang dihadapi dalam penerapan manajemen risiko, mulai dari keterbatasan sumber daya, pemahaman teknis, hingga komitmen pimpinan. BPKP hadir untuk memberikan pendampingan dan solusi atas kendala-kendala tersebut.

Menutup kegiatan, Kepala Perwakilan BPKP Sumatera Utara, Farid Firman, S.E., Ak., M.Si., menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta. Ia menegaskan bahwa BPKP berkomitmen mendampingi BLU dalam membangun sistem manajemen risiko yang lebih andal. “BPKP akan terus berperan aktif dalam memastikan BLU memiliki manajemen risiko yang efektif sebagai bagian dari upaya memperkuat tata kelola dan akuntabilitas. Kami ingin memastikan setiap BLU tidak hanya patuh pada regulasi, tetapi juga memiliki budaya sadar risiko yang tertanam di seluruh lini organisasi,” pungkasnya.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan BLU di Sumatera Utara semakin mampu meningkatkan kapasitas kelembagaan dan memperkuat tata kelola keuangan, sehingga pelayanan publik yang diberikan dapat lebih berkualitas, transparan, dan akuntabel.